PENGERTIAN DAN
PEGGOLONGAN ZAT ADIKTIF
Pengertian zat adiktif
Zat adiktif adalah zat yang dapat
mengakibatkan adiksi (kecanduan) pada penggunanya. Contoh
zat adiktif antara lain alkohol, nikotin (rokok), ganja,
opium, sabu-sabu, putau, dan morfin.
Kecanduan (adiksi) merupakan
suatu keadaan fisik maupun psikologis
(kejiwaan)
seseorang yang mengakibatkan badan dan jiwanya selalu memerlukan obat tersebut
untuk dapat berfugsi normal. Misalnya, orang yang kecanduan rokok menjadi
tergantung pada rokok. Tanpa rokok, ia merasa seolah-olah badan dan jiwanya
menjadi tidak berfungsi normal. Seorang perokok berat sering mengatakan bahwa
lebih baik baginya tidak makan dari pada tidak merokok.
Istilah lain
dari adiksi adalah ketergantungan. Ketergantungan dapat berupa ketergantungan
fisik atau ketergantungan psikologis. Ketergantungan fisikdi tunjukkan oleh dua
faktor, yaitu toleransi dan pemantangan atau gejala putus zat (abstinensi).
Toleransi dalam hal ini adalah menurunnya khasiat obat setelah pemakaian yang berulang-ulang.
Apabila seseorang telah mengalami toleransi terhadap suatu jenis obat, maka
jumlah (dosis) obat yng dibutuhkan semakain lama semakin besar untuk memberi
khasiat atau efek yang sana. Lama kelamaan, dosis ini dapat mencapai batas
berbahaya bagi kesehatan, sehingga dapat menyebabkan kematian. Apabila suatu
saat seorang pecandu ingin menghentikan pemakaiannya, ia akan mengalami putus
zat (wittdrawal syndrom atau sakau) atau pmantangan. Gejala putus zat adalah
suatu keadaan yang sangat menyiksa, baik secara fisik maupun secara
psikologis,sehingga dapat mengakibatkan seorang pecandu berbuat nekat (bunuh
diri). Pemantangan ini menunjukkn bahwa obat tersebut telah mempunyai peranan dalam fungsi tubuh
orang itu. Jadi, seolah-olah tubuhnya tidak bisa lepas dari obat tersebut.
Ketergantungan psikologis adalah suatu keinginan atau dorongan yang tidak
tertahan ( kompulsif) untuk memakai obat. Istilah ketagihan lebih tepat dalam
hal ini.
Zat adiktif
biasanya digunakan dalam bidang kedokteran (sebagai obat) dan ilmu pengetahuan
(untuk penelitian) . penggunaan obat yang mengandung zat adiktif harus
mengikuti petunjuk dokter atau praktik kedokteran disebut penyalahgunaan obat.
Pengelompokan Zat Adiktif
Zat-zat adiktif
pada awalnya diperolah dari berbagai jenis tumbuhan, yaitu ganja (cannabis
sativa), opium (papaver t somniverium), dan kokain (erytoxylum coca). Pada
perkembangannya, berbagai jenis senyawa yang berkahsiat serupa telah berhasil
dibuat, sehingga kini dikenal pula berbagai acam zat adiktif sintetis (buatan)
atau semisintetis. Keseluruhan zat adiktif tersebut di sebut narkoba atau
napza. Narkoba adalah singakatan dari “narkotika dan obat-obat terlarang”,
sedangkan napza adalah zat adiktif lainnya”. Berdasarkan penamaan tersebut,
tersirat penggolongan zat-zat adiktif ke dalam narkotika,psikotropika, dan zat
adiktif lainnya.
Berdasarkan efek
yang ditimbulakannya, napza dapat digolongkan kedalam stimulan, depresan,
halusinogen.
a.
Stimulan
Stimulan adalah zat yang merangsang sistem syaraf pusat,
sehingga mempercepat proses-proses yang terjadi didalam tubuh, seperti
meningkatya detak jantung, pernafasan dan tekanan darah. Stimulan membuat orang
lebih siaga dan menyembunyikan kelelahan. Contohnya antara lain kafein,
nikotin, kokain dan amfetamen.
b.
Depresan
Depresan menimbulkan aksi yang berlebihan/berkebalikan
dengan stimulan. Depresan menurunkan kesadaran terhadap dunia luar dan berefek
menidurkan. Depresan mempelambat proses tubuh dan otak, seperti menurunkan
tekanan darah, suhu tubuh, detak jantung, dan kontraksi otot. Depresan
digunakan dalam bidang kedokteran untuk terapi insomnia (sulit tidur) dan
ketegangan. Contohnya adalah alkohol dan obat-obatan penenang, seperti
barbiturat.
c.
Halusiogen
Halusinogen adalah zat yang dapat mempengaruhi sistem syaraf. Halusinogen (khayalan).
No comments:
Post a Comment