PONTIANAK –
Hari Kartini selalu diwarnai dengan kemeriahan dan pakaian khas kebaya. Polisi wanita (polwan) jajaran Polresta Pontianak pada Hari Kartini tidak mengenakan pakaian dinas atau berpakaian preman.
Para perempuan cantik itu turun ke jalan berpakaian kebaya. Mereka menyebar di jalan raya wilayah Kota Pontianak. Para polisi cantik itu menebar senyum dan membagikan permen dan mawar yang terbungkus rapi dalam kemasan plastik transparan kepada pengendara. Tetapi tentu saja mereka tak lupa memberikan imbauan kepada pengendara agar tertib berlalu lintas.
Sebanyak 40 polisi cantik itu ditugaskan untuk memeriahkan Hari Kartini dalam bentuk melayani masyarakat. Apa yang dilakukan para polwan tersebut juga memperlihatkan bahwa polisi tidak identik dengan kekerasan, melainkan melayani serta mengayomi masyarakat.
“Pada dasarnya kami bekerja di lingkungan mayoritas lelaki. Meskipun demikian, kami tak melupakan kodrat kami sebagai wanita,” ujar AKP Salbiah, Kasat Binmas Polresta Pontianak kepada wartawan, Jumat (20/4).
Dikatakan Salbiah, polwan yang mengenakan kebaya di lingkungan Polresta Pontianak turun ke jalan bukan untuk merazia kendaraan bermotor. Mereka membagikan setangkai bunga mawar dan bingkisan kepada pengguna jalan raya.
Sebanyak 40 polwan itu dibagi beberapa titik. Di antaranya di perempatan lampu merah Jalan Diponegoro, Jalan Tanjungpura, dan Bundaran Untan. Selain itu mereka juga memberikan pelayanan masyarakat dengan menggunakan Mobil Sentra Pelayanan Kepolisian dengan mengenakan baju kebaya. Mobil tersebut mangkal di Bundaran Untan.
“Kami berupaya memberikan pelayanan maksimal di mobil sentra pelayanan masyarakat ini. Baik itu laporan kehilangan STNK, BPKB, atau laporan atas kasus kriminalitas. Tapi untuk laporan kriminalitas kita arahkan ke polresta dan diproses ke reskrim,” jelas Salbiah.
Kendati mengenakan kebaya, para polisi cantik itu tidak mengeluh dan tidak khawatir tersandung jika melangkahkan kaki terlalu lebar. “Maklum, kadang suka lupa kalau pakai kebaya,” timpal salah seorang polwan saat membagikan bunga mawar kepada pengguna jalan.
Salbiah menambahkan, peringatan Hari Kartini memiliki arti penting bagi para perempuan penegak hukum. Berkat perjuangannya, kaum wanita dapat mengaktualisasikan dirinya sebisa mungkin.
“Kalau tidak ada perjuangan beliau (Kartini, red), mungkin kami tidak seperti ini. Beliau berjuang sehingga kami bisa sekolah dan melakoni pekerjaan yang didominasi laki-laki ini,” ungkapnya.
Meskipun bertugas sebagai polisi, Salbiah mengakui dirinya tak melupakan kodratnya seorang perempuan. “Walaupun saat ini kami polwan, tapi tidak melupakan tugas kami sebagai perempuan. Begitu juga polwan, harus benar-benar menjadi masyarakat yang bisa bergaul,” ujarnya.
Wati, pengendara sepeda motor merasa kaget melihat polwan mengenakan kebaya. Polisi yang biasa menakutkan karena sering memberikan tilang di tempat. “Kini polisi sudah berubah menjadi petugas yang menyenangkan warga,” ujar Wati. (sul)
No comments:
Post a Comment